Review: Kapan Kawin? (Ody C. Harahap, 2015)


Yep yep, gue tau ini telat banget untuk gue bikin review Kapan Kawin, hahaha. Tapi gue harus... Karena ini salah satu film Indonesia yang paling gue tunggu-tunggu tahun ini. So, here it goes...

***

Gue suka banget sama karya-karyanya Ody C. Harahap. Bisa dibilang, dia adalah sutradara favorit gue. Hampir semua filmnya gue tonton, dan gue especially loveee film-film romcom dia. Menurut gue, style komedi dia pas sama gue. Dan setelah sekian lama, Ody C. Harahap akhirnya mengeluarkan film romcom lagi. Pemainnya ngga main-main pula, ada si aktor charming serba bisa favorit gue, Reza Rahadian, dan si cantik binti seksi Adinia Wirasti yang bikin gue berpikir "kapan gue bisa punya bodi kayak doi" terus sepanjang nonton filmnya.

Kapan Kawin bercerita tentang Dinda (Adinia Wirasti), cewek sukses berusia 30 tahun yang menjabat sebagai General Manager salah satu hotel beken di Jakarta. Saking fokusnya sama karir, Dinda sampai lupa bahwa dia sudah 30 tahun, dan orangtuanya sudah meminta cucu darinya. Sama seperti wanita seusia Dinda lainnya yang belum menikah, Dinda pun kena teror "Kapan Kawin?" dari orangtuanya. Dinda lalu meminta bantuan temannya, dan memutuskan untuk menyewa Satrio, aktor-jalanan-yang-idealis-tapi-butuh-duit, untuk berpura-pura sebagai pacarnya. Seiring waktu yang mereka habiskan bersama, pada akhirnya mereka menyadari bahwa mereka saling jatuh cinta.

Cerita dan formula yang ditawarkan Kapan Kawin adalah standar romcom biasa. Dua orang yang pura-pura pacaran, taunya jatuh cinta beneran. Super standar. Tapi again, seperti yang selalu gue camkan di review-review gue lainnya, justru bikin film dengan cerita standar gini adalah yang paling sulit. Dialog-dialognya harus smart, mengalir, dan believable. Sementara aktornya harus punya chemistry yang kuat antara satu dan yang lainnya. Terakhir, sutradaranya jelas harus membuat semua elemen ini bener-bener menyatu dan bikin orang enjoy banget nontonnya.


Puji Tuhan, Kapan Kawin bisa men-deliver itu semua dengan baik.

Dari adegan pembuka, kita semua pasti udah bisa nebak kalau Kapan Kawin adalah sebuah film romantic comedy, di mana part comedy-nya adalah komedi lebay. And I'm super fine with that as long as it can make me laugh hard, and not annoyed. Dan untungnya, semua faktor penting yang gue sebutkan di atas tadi bisa menjadikan Kapan Kawin sebagai tontonan lebay yang memancing tawa dan sangat menghibur.

Dialognya mengalir dan sangat believeable. Komedinya, as usual, khas Ody, bisa gue terima dengan sangat baik. Gue ketawa ngakak hampir di sepanjang film. Tapi bukan itu aja, drama keluarganya juga dapet, dan romantis manisnya juga unyu banget. Belum lagi chemistry Reza dan Adinia juga juara banget. Yang mengejutkan, Reza Rahadian ternyata emang aktor serba bisa yang luar biasa. Rasa-rasanya ini adalah film komedi pertamanya di mana dia bener-bener harus tampil lucu, and he nailed it. Lope lope banget deh, Mas RR.    


Tapi bukan cuma Reza Rahadian yang bersinar, Mamah (Ivanka Suwandi) dan Papah (Adi Kurdi) Dinda juga luar biasa. Semua #drama yang mereka lakukan benar-benar lucu dan memancing tawa. Chemistry mereka juga ngga kalah oke dibanding duo Satrio-Dinda. Paket komplit yang bikin Kapan Kawin ngga ada duanya.

Setelah nonton kali ke-2, gue baru sadar kalau Kapan Kawin bukan cuma ingin mengajak kita tertawa dari cerita romansa dua insan manusia saja. Kapan Kawin juga ingin menunjukkan bahwa cinta adalah sebuah proses. Sebuah proses saling mengenal dan saling belajar. Bukan cuma antar pasangan, tapi juga antara anak dan orangtua. Hingga pada akhirnya, mereka bisa menjadi lebih baik, saling menerima, dan saling mencinta satu sama lainnya, apa adanya. Sesuatu yang tidak diingikan Tulus pastinya.

Komentar