Tentang Ngobrolin Film dan Film Indonesia


Jauh sebelum gue lahir, film Indonesia sudah lebih dulu ada; tayang di layar tancep atau bioskop, dan menghibur warga. Bukan cuma yang menghibur, banyak juga film Indonesia yang bersejarah, baik yang menceritakan, maupun yang menjadi bagian dari sejarah itu sendiri. Beberapa film dari masa lalu yang begitu legendarisnya hingga masih sering disebut-sebut sampai sekarang, misalnya ada Tjoet Nja' Dhien, Bayi Ajaib, Daun di Atas Bantal, Pasir Berbisik, dan masih banyak lagi deretan film yang cuma pernah gue denger namanya dari para pecinta film yang lebih gokil dari gue. #akumahapaatuh.

Di era gue sendiri, era setelah gue lahir dan mulai mengenal yang namanya "nonton film" dan "bioskop", ada pula beberapa film yang sampai sekarang menjadi fenomena. Sebut saja Petualangan Sherina yang membangkitkan kembali dunia perfilman Indonesia, Jelangkung, yang berhasil membuat orang parno akan sesuatu yang berada di bawah meja belajarnya, dan tentunya Ada Apa Dengan Cinta? yang bikin semua orang bercita-cita jadi pujangga. Tapi bukan di sana awal kecintaan gue akan film Indonesia bermula. Bahkan pada kenyataannya, satu tahun setelah AADC tayang, rasa percaya gue akan film Indonesia justru malah hilang... 


Yep, kepercayaan gue akan film Indonesia hilang, bergantikan kekecewaan karena sebuah film yang berjudul Eiffel, I'm in Love. Gue inget banget waktu itu gue masih kelar 1 SMP, hangout ke mall pertama yang tanpa orangtua (hahahahaha), dan gue nonton Eiffel I'm in Love di Plaza Senayan pas weekend. Setelah film berakhir, gue langsung merasa rugi mengeluarkan uang Rp 50.000 untuk menonton film yang aposeh banget itu -- btw, pas nulis ini gue merasa kayaknya tahun 2003 harga tiket belum 50ribu deh, tapi seinget gue itu 50ribu. Dan semenjak saat itu, kayaknya gue tidak pernah lagi menonton film Indonesia di bioskop. Nonton di TV atau DVD aja cukup.

Sampai pada akhir 2008, gue menonton film Takut: Faces of Fear di iNAFFF. Di sana, gue melihat trailer sebuah film Indonesia yang sangat menarik. Pintu Terlarang judulnya. Dan Pintu Terlarang lah yang membuat kepercayaan gue akan film Indonesia kembali, sekaligus membuat kecintaan gue akan film Indonesia muncul. Sejak saat itu, gue rutin nonton film Indonesia, baik yang buthut maupun tidak. Dan karena Pintu Terlarang pula lah, blog Ngobrolin Film ini kini ada.


Hari ini, 30 Maret 2015, adalah Hari Film Nasional. Hari untuk merayakan film-film buatan negeri kita sendiri. Dan hari ini, aliansi bioskop-bioskop Indonesia (kayak ada aja #tsah) merayakan Hari Film Nasional dengan memutarkan kembali beberapa film-film Indonesia yang pernah tayang sebelumnya, plus promo beli 1 gratis 1! Yuk dateng ke bioskop-bioskop di bawah ini dan tonton filmnya! Cuma hari ini aja!


P.S.: Setelah ditonton lagi, Eiffel I'm in Love ternyata ga sejelek yang gue tonton dulu. Gue bahkan malah jadi suka sama filmnya. Hahaha! :))

Komentar