Review: Nada Untuk Asa (Charles Gozali, 2015)


Setelah Finding Srimulat yang jadi film favorit gue di tahun 2013 kemarin, gue tau bahwa Charles Gozali bukan cuma punya niat yang sangat baik untuk membuat film yang baik. Charles Gozali juga punya kemampuan yang luar biasa untuk membuat film yang baik... dan memiliki rasa, jika ia sudah benar-benar menyerahkan hatinya untuk film yang dibuatnya. Dan ia melakukannya lagi di film terbarunya yang berjudul Nada Untuk Asa.

Jujur, begitu trailer-nya keluar, gue ngga terlalu bersemangat untuk menonton filmnya. Bukan, bukan karena filmnya jelek. Tapi sesimpel karena genre-nya bukan genre favorit gue. Film-film seperti ini adalah film yang bakal bikin gue nangis, dan gue sebel kalo "dipaksa" nangis di bioskop.

Dan gue bukan cuma nangis pas di bioskop. Gue mewek sampe hidung mampet. Gimana engga? Nada Untuk Asa bercerita tentang Nada (Marsha Timothy) yang ditinggal mati sama suaminya, Bobby (Irgi Fahrezi). Sepeninggalnya, Nada baru tahu bahwa sang suami meninggal karena HIV/AIDS, dan... jengjengjengjeng.. Bobby "menularkannya" pada Nada... dan bayi mereka, Asa (waktu sudah besar diperankan oleh Acha Septriasa). Belum cukup sampai di situ penderitaan Nada, ia juga harus menghadapi kenyataan bahwa kakaknya (Inong Ayu) dan ayahnya yang sangat mencintainya (Matias Muchus), tidak lagi menganggapnya sebagai keluarga. Kedua anak laki-lakinya yang sehat pun diambil darinya, demi alasan kesehatan. Ibarat sudah jatuh, tertimpa tangga, rumah kebanjiran juga. Apes seapes-apesnya. Gimana ngga nangis kan, coba? Bayanginnya aja udah sedih bener.

Highlight terbesar dalam film ini tentu saja adalah para pemerannya yang luar biasa. Marsha Timothy terlihat semakin mantap, Acha Septriasa juga mengagumkan, dan jawaranya adalah Wulan Guritno yang walaupun tampil sangat singkat, tapi berhasil membuat lo berkata, "anjir anjir anjir" saking kerennya dia. Dua wanita pemeran utama dalam film ini plus satu pemeran pendukungnya betul-betul hebat. Belum lagi Darius Sinathrya (di film jadi Wisnu) yang hawa-hawanya bisa jadi pria idaman para wanita setelah film ini. Walaupun ia sudah beristri dan beranak tiga, di Nada Untuk Asa ia berperan sebagai seorang pria single yang tampan rupawan dan mempesona. Chemistry-nya sama Acha mungkin bisa bikin Donna Agnesia cemburu saking adorable-nya mereka. Ciamik.

Tapi bukan cuma main cast-nya aja yang luar biasa, para pemain pendukungnya juga keren bukan main. Mulai dari Matias Muchus, Butet Kertaradjasa, Inong Ayu, Donny Damara, sampai Irgi Fahrezi yang tampil cuma berapa menit doang, semuanya memberikan performa maksimal. Bisa dibilang, Nada Untuk Asa adalah film dengan ensemble cast yang super! Jarang banget liat film Indonesia dengan ensemble cast sebaik ini.

Charles Gozali membuat film ini karena ia terinspirasi kisah nyata Yurike Ferdinandus, yang juga mengalami kisah serupa Nada dalam film ini. Tapi menceritakan kisah sedih ngga harus selalu bersedih-sedih, kan? Di sini lah hebatnya Charles Gozali sebagai sutradara sekaligus penulis skenario dan editor film ini. Ia ngga membuat dialog dan adegannya jadi menye-menye dan maksa orang untuk nangis walaupun ceritanya sesedih itu. Ia juga ngga membuat shot-shot yang dramatis untuk membuat orang semakin miris. Ia menceritakannya apa adanya, mengalir santai. Dan gue suka caranya bercerita secara paralel melalui dua sudut pandang secara bergantian, hingga akhirnya semua puzzle terangkai, dan mereka pun bersatu.

Ini memang kisah sedih, tapi ini bukan kisah sedih yang membuat kita cuma bisa menangis saja. Justru di balik tangisannya, ada semangat dan optimisme yang nampak. Optimisme yang membukakan mata bahwa di tengah segala kesusahan yang kita alami, semua bisa kita lalui selama kita berani menghadapinya. Selama kita berani untuk hidup.

Congratulations MagMa Entertainment dan Charles Gozali! Keep it up and looking forward to your upcoming movies! Film wajib tonton banget. Jangan lupa saksikan Nada Untuk Asa di bioskop-bioskop kesayangan Anda mulai 5 Februari 2015! Ngga sabar nonton lagi!


P.S.: Lagu-lagunya Pongki di film ini enak-enak deh!

Komentar

  1. Thanks min reviewnya, dari reviewnya film ini sepertinya sangat layak buat di tonton. Ok masuk list saya

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Banyak bioskop sudah ngga nayangin min. Telat baca review nya nih...Dibalik 98 masih laris aja

    BalasHapus

Posting Komentar