Berdasarkan situs filmindonesia.or.id, ada 113 film Indonesia yang
terdaftar tayang di tahun 2014 kemarin -- tapi kayaknya yang tayang komersil cuma
102 deh --, dan gue menonton 31 di antaranya. Tahun ini menjadi tahun di mana
gue menonton cukup banyak film Indonesia dan senangnya, gue tidak melewatkan
film-film yang memang pengen gue tonton. Dan yang lebih menggembirakan adalah
banyak sekali film bagus. Tapi entah mengapa, ngga ada satu film yang bener-bener
memorable dan ngena di hati gue seperti tahun-tahun sebelumnya.
Kalau di tahun 2009 gue punya Pintu Terlarang, 2010 ada Hari Untuk
Amanda, di 2011 ada Catatan Harian Si Boy, 2012 ada Cita-Citaku Setinggi Tanah,
dan di 2013 ada Finding Srimulat, maka di tahun 2014.. Ngga ada siapa-siapa. Banyak
film yang gue suka, tapi ngga ada yang bener-bener membekas di hati. Sedih juga
sih..
But anyway, ini dia 14 film
Indonesia favorit gue di tahun 2014, in
no particular order, hanya berdasarkan tanggal rilisnya saja.
Tahun 2014 diawali dengan sangat gemilang oleh Comic 8 yang tak diduga-duga sangat menyenangkan untuk ditonton. Komedinya
pas, action-nya pas, semuanya pas,
dan.. film ini punya twist! Udah lama
rasanya ga nonton film action comedy
yang menghibur seperti ini. Ngga heran, sampai di penghujung 2014, Comic 8
menduduki peringkat nomor satu di jajaran box
office film Indonesia dan akan dibuat sekuelnya.
Berikutnya di bulan yang sama ada KILLERS,
film kolaborasi Indonesia-Jepang yang disutradarai The Mo Brothers. Sama seperti
karya mereka sebelumnya, Rumah Dara, KILLERS juga merupakan film psikopat gila.
Film yang bikin lo ngga nyaman waktu nonton. Film yang bikin lo tutup mata
karena ngga tega. Highlight film ini
buat gue tentunya adalah Kazuki Kitamura dengan tatapan matanya yang menghunus
dan menghantui.
Film Indonesia yang tayang di awal tahun sangat memuaskan gue. Setelah
Comic 8 dan KILLERS, ada Street Society
yang sangat tidak disangka-sangka ternyata sangat keren dan menghibur. Highlight-nya pastilah Chelsea Islan
yang bermetamorfosis menjadi “the next
big star”.
Salah satu highlight
terbesar film Indonesia di tahun 2014 ini tentunya adalah The Raid 2: Berandal. Masih mengajak Iko Uwais dan Yayan Ruhian,
Gareth Evans juga memberikan suguhan aksi dengan formula yang tak jauh berbeda
dengan pendahulunya, tapi dosisnya ditingkatkan. Hasilnya ya nggak heran, The
Raid 2: Berandal semakin dipuji-puji dunia lokal dan internasional.
Me & You vs the World. Hmm.
Agak dilematis sesungguhnya memasukkan film ini ke list favorit gue di tahun 2014 ini. Film ini sebetulnya ngga punya faktor
istimewa apapun. Tapi film ini masih membekas di ingatan gue karena Rio Dewanto
memainkannya dengan tepat, dan dia sangat loveable
di film ini. Belum lagi dialog favorit gue di tahun 2014 dipersembahkan oleh
film ini. “Kamu bahagia?” | “Bahagia. Tapi ngga sempurna.” | Oh my die die die.
Jalanan dan Selamat Pagi, Malam. Dua film tentang
Jakarta yang dirilis berdekatan dengan hari ulang tahun ibukota tercinta. Keduanya
sama-sama istimewa dalam kesederhanaannya. Jalanan membuka mata, sementara
Selamat Pagi, Malam, merangkai kisah yang berbeda-beda menjadi satu tautan. Pada
akhirnya, keduanya mempersatukan warga dan realita kotanya yang tercinta.
Mall Klender. Sebagai pecinta
karya-karya Hitmaker Studios, walau seringkali juga gue masih tutup mata, tapi
Mall Klender masih memberikan atmosfir yang sama yang kadang gue rindukan. Cukup
lebay di beberapa adegan, tapi beberapa lainnya tetap berhasil membuat gue
merinding ketakutan. Daaaannnn…. Highlight
film ini adalah… jengjengjengjeng. Denny Sumargo yang terlihat cakepan dan doi
pake handuk doang, men, di sini,
hahaha!
Cahaya Dari Timur: Beta Maluku,
pemenang film terbaik FFI 2014, wohoo!! Se, sapa? Beta Maluku! #teamKakSani. Walau
ini film panasnya kelamaan, tapi ending-nya
juara, dan Shafira Umm ngga kalah keren sama Chicco Jerikho. Berperan sebagai
istri yang bawel, Shafira Umm dan dialog-dialognya yang repeatable banget bikin gue pengen dan pengen nonton film ini lagi,
hanya untuk mengulang-ngulang dialognya hingga hapal.
Seputih Cinta Melati dan Hijrah Cinta. Dua dari empat film
lebaran tahun ini berhasil mencuri hati. Di luar posternya yang buruk rupa,
Seputih Cinta Melati membuat gue jatuh cinta dan menangis tersedu-sedu
tentunya. Sementara Alfie Afandy di Hijrah Cinta mengejutkan dengan perawakan,
suara, dan aktingnya yang sangat menyerupai Uje asli. Sayang banget dia belum
berhasil mendapatkan Piala Citra.
Aku, Kau, dan KUA juga
termasuk salah satu film yang ngga gue duga-duga bisa membuat gue suka. Film ini
juga yang membuat gue sadar betapa kerennya Monty Tiwa sebagai sutradara. Filmnya
ramai, tapi ia tidak tenggelam dalam keramaiannya. Masing-masing pemain bisa
tetap menonjol sesuai porsinya, dan itu yang paling gue suka dari film ini.
Masuk ke Desember, ada banyak film-film besar yang menanti. Salah satunya
adalah Pendekar Tongkat Emas yang
memang uda gue tunggu-tunggu dari awal tahun. Hasilnya ngga mengecewakan. Gue berdecak
“keren, keren, keren, keren” ngga kehitung berapa kali selama menonton filmnya.
Mulai dari Christine Hakim yang keren, Reza Rahadian yang nyebelin di awal tapi
terus jadi keren juga, sampe adegan tarung, dan Sumba yang kerennya setengah
idup.
Daaaannn.. penutup yang manis di akhir tahun. Assalamualaikum Beijing. Again,
ngga gue duga-duga, ternyata Assalamualaikum Beijing bisa memberi rasa sebegitu
dalamnya di hati gue. Filmnya manis, Revalina S. Temat yang matang, Laudya
Chyntia Bella menggemaskan, dan Morgan Oey yang jauh lebih menyenangkan dilihat
ketika berakting ketimbang bernyanyi “you
know me so well”.
Itu 14 list film Indonesia
favorit gue di sepanjang 2014 ini. Tapi… Ada dua film lagi yang deserve a special mention terpisah dari list ini.
Yang pertama adalah 7 Hari 24 Jam, simply because ini adalah film come back-nya Dian Sastro dan ini adalah
film romcom dewasa pertama Indonesia setelah sekian lama film romcom Indonesia
hanya bermain di wilayah remaja. 7/24
memperkenalkan kita pada Dian Sastro yang komikal, serta dialog-dialog lucu dan
ndableg yang disajikan lewat perbincangan sehari-hari pasangan suami istri yang
sama-sama terkapar di rumah sakit.
Yang ke-2 adalah my guilty
pleasure of the year: Runaway. Ceritanya
banyak bolongnya, akting pemainnya juga nauzubillah, apalagi si Al. Tapi Al, oh
Al. Dialog cheesy dan muka datar lo
entah kenapa masih kebayang banget di otak gue, hahaha. Dan untuk itulah,
Runaway perlu mendapat special mention
di list gue kali ini.
So, that’s my list from 2014. What
about you?
Salam dari Malaysia. Saya masih baru didalam dunia blogger ini, dan amat meminati untuk berkongsi sama dalam apa jua hal blog yang berkaitan dengan hal-hal filem. Setelah melihat, membaca, nota-nota dari blog tuan, sekurangnya, ada tempat untuk saya membuat rujukan dan menambah ilmu blogger, dan membuat aktiviti sihat. TERIMA KASIH.
BalasHapusMohon dilawati blog saya: http://alitvfilm.blogspot.com/
sekiranya ada kelemahan, jangan ragu-ragu untuk memberi pandangan anda tentang blog saya.
Favorit saya berandal sama comic 8 yg lain belum nono, sekarang jadi pen nonton dulu, penasaran soalnya
BalasHapus