Review: Aku Cinta Kamu (Acha Septriasa - Fajar Nugros - Fajar Bustomi - Piyu, 2014)


Hanya selang satu minggu dari jadwal rilisnya, film Aku Cinta Kamu baru memulai proses promosinya. Posternya mulai bermunculan di bioskop, dan trailernya pun juga. Reaksi pertama kami begitu melihat posternya adalah... "Umm, mirip apa ya?", "Kok judulnya ngga kreatif banget sih?". Lalu, begitu melihat trailernya, secercah harapan muncul. Trailernya cukup menarik, karena Acha terlihat bagus di situ, begitupun Rio Dewanto, Fanny Fabriana, dan bintang-bintang lainnya.

Tapi begitu menonton filmnya, pendapat kami kembali berbeda. Menonton omnibus Aku Cinta Kamu adalah seperti melihat deretan ranking dari ranking satu hingga ranking empat secara berurutan. Semakin ke belakang, semakin jelek.


Firasatku
Sutradara: Acha Septriasa
Pemain: Acha Septriasa, Rio Dewanto, Nina Tamam, Fanny Fabriana

Acha, Acha, Acha.. Setelah memenangkan Piala Citra untuk kategori Pemeran Utama Wanita Terbaik dari aktingnya di film Test Pack, Acha semakin menunjukkan kemampuannya sebagai seorang aktris, dan kali ini juga sebagai seorang sutradara. Berperan sebagai seorang wanita karir yang lebih unggul dari pacarnya dari segi keuangan, ia mampu menggali emosinya dengan sangat baik, terutama waktu ia menunjukkan kegelisahannya karena nampaknya, calon suaminya ini "berselingkuh" karena ia tidak serius mengurusi persiapan penikahannya, walaupun tanggalnya tinggal hitungan hari saja.

Bukan saja bermain peran, ia pun bisa mengarahkan pemain lainnya dengan baik. Sebut saja Rio Dewanto, yang walaupun ternyata tidak terlalu bersinar, tapi nampak memainkan porisnya dengan pas. Acha pun berhasil mengarahkan Fanny Fabriana dengan baik, walau karakter yang diperankannya memang tidak terlalu sulit.

Secara keseluruhan, "Firasatku" adalah segmen terbaik dari empat film lainnya yang ada dalam omnibus ini.


Cinta Itu Adalah
Sutradara: Fajar Nugros
Pemain: Eriska Rein, Kim Kurniawan, Martina Tesela

Wahai Fajar, berapa kali perlu kami katakan bahwa Anda cukuplah hanya menulis skenario saja? Karena (maafkan kami, Fajar) Anda betul-betul tidak memiliki taste yang dibutuhkan seorang sutradara. Anda tidak bisa mengarahkan pemain untuk mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Anda pun tidak bisa membangun emosi cerita lewat gambar. Sudah berulang kali kami menyaksikan betapa datarnya pengarahan Anda, sehingga apa yang seharusnya memikat malah tak jadi terasa apa-apa. Di film ini juga termasuk salah satu di antaranya.

"Cinta Itu Adalah" adalah sebuah upaya reka ulang film "Fiksi (Mouly Surya)" yang 10000% gagal. Ide cerita yang mirip dan sebetulnya cukup menarik di awal, malah jadi melempem di akhir karena eksekusinya sangatlah datar. Pemainnya tidak mengeluarkan kemampuan aktingnya hingga 100%, dan akting terbaik Kim Kurniawan hanyalah ketika ia buta. Titik.


Sakit Hati
Sutradara: Fajar Bustomi
Pemain: Pevita Pearce, Giorgino Abraham

Sama seperti pemikiran kami akan Fajar Nugros yang tidak bisa men-direct, kami juga berpendapat bahwa Pevita Pearce tidaklah bisa berakting. Apa yang ditampilkannya di setiap film-filmnya adalah tampil cantik, dan mengeluarkan dialog yang tertera di skenario. Dan apa yang ditampilkannya di segmen "Sakit Hati" di film omnibus Aku Cinta Kamu ini adalah salinan dari apa yang ditampilkannya di film Tenggelamnya Kapal Van der Wijck sebagai Hayati. Karakternya sama persis, dan caranya menyampaikannya pun persis sama.

By the way, Bung Fajar Bustomi, mengapa Anda membiarkan idola remaja mengemudikan Mercedes Benz-nya sendiri? Biasanya pengemudi Mercedes Benz adalah supir lho.. ;)


Jernih
Sutradara: Piyu
Pemain: Dimas Anggara, Abdul Gofar Hilman, Manohara Odelia, Joe P Project

Di antara empat film pendek di omnibus "Aku Cinta Kamu" ini, "Jernih" adalah segmen yang paling tidak jelas dan tidak ada korelasnya antara judul dan cerita. Hingga film berakhir, kami masih bertanya-tanya, apa maksud dari "jernih" di judul film "Jernih" ini? Apakah Manohara Odelia cantiknya "jernih" sekali? Errr...

Menurut kami, segmen "Jernih" ini adalah segmen yang paling gagal di segala aspek, mulai dari cerita, directing, dan terutama akting. Teruntuk Mas Piyu, rasanya kami akan lebih suka jika Anda bermain musik dan menciptakan lagu saja bersama Padi. Terima kasih.

Komentar