[REVIEW] HELLO GOODBYE


Gaung Hello Goodbye sebenarnya sudah terdengar sejak awal tahun, ketika film melodrama membanjiri bioskop tanah air, dan ketika muka Rio Dewanto juga sedang laku-lakunya di layar besar. Sebuah film yang, jujur, membuat saya berkata, "yah, sakit-sakitan lagi." Tapi ternyata, Hello Goodbye baru muncul menjelang akhir tahun ini. Lantas, bagaimana filmnya? Apakah sedih seperti yang kubayangkan sebelumnya?

Jawabannya: tidak. Titien Wattimena yang berperan sebagai penulis sekaligus perdana menyutradarai filmnya sendiri ini rupanya tidak memilih pendekatan yang mengurai air mata, padahal ia ahli akan hal itu. Titien memilih untuk membawakan Hello Goodbye dengan lebih ringan dan sweet, semanis hubungan Atiqah dan Rio di dunia nyata.

Semua dialog mengalir dengan lancar dari mulut kedua pemain utamanya. Perubahan "rasa" dari benci jadi cinta pun terasa, tanpa harus menunjukkannya secara berlebihan. Momen-momen romantis pun berhasil diwujudkan ke dalam adegan-adegan yang sweet yet touchy. Dan Atiqah terlihat cantik sekali di Hello Goodbye ini. Buaian keindahan tak berakhir sebatas adegan dan dialog manis saja. Lupa dengan setting film ini? Ya, Korea. Bukan di Seoul, tapi Busan. Keindahan dan kesederhanaan Busan di-capture dengan begitu indah dan romantisnya.

Film terbaik tahun ini? Tentu saja tidak. Tapi yang pasti, Hello Goodbye adalah salah satu film paling manis tahun ini. :)

Komentar