[REVIEW] TALI POCONG PERAWAN 2


Di masa-masa kejayaan Dewi Persik tahun 2008 yang lalu, Maxima Pictures yang juga cinta mati sama Dewi Persik, memfilmkan sebuah kisah tentang seorang pemuda pervert yang ingin memenuhi hasrat seksualnya dengan segala macam cara, termasuk cara kegelapan. Pemuda itu kemudian mengambil tali pocong seorang perawan, dan meminumkannya pada wanita yang diinginkannya.

Empat tahun kemudian, Maxima Pictures yang kali ini menggunakan nama Movie Eight, kembali menghadirkan sekuel dari film yang mendapat lebih dari satu juta penonton itu. Bukan hanya karena ingin meraup keuntungan -- yang mana kali ini sangat gue percayai -- tapi juga karena ingin menghadirkan film horor yang layak dan lebih baik. Film horor yang tidak lebih dari sekedar pamer tete dan bokep nanggung belaka. Film horor yang di tahun-tahun sebelumnya tidak mungkin dibuat oleh Maxima.

Kenapa? Karena Tali Pocong Perawan 2 ini secara mengejutkan cukup bagus!

Pertama, karena pemeran utamanya, Wiwid Gunawan, adalah seorang aktris yang benar-benar bisa berakting -- dan kebetulan juga seksi. Kedua, Tali Pocong Perawan 2 ini juga mendapat support dari Bella Esperance, yang sejak kemunculannya lagi di The Perfect House, terus muncul sebagai sosok antagonis yang "mengerikan" karena aktingnya yang benar-benar hidup, yang mana kembali ia lakukan dalam Tali Pocong Perawan 2 ini. Ketiga, Tali Pocong Perawan 2 punya cerita dengan alur yang jelas, serta tindakan-tindakan yang logis, tidak seperti film-film horor sebelumnya yang seolah-olah syuting tanpa skrip. Sebagai contoh, tidak seperti film-film horor lainnya yang setannya sangat narsis dan meneror siapa saja, bahkan orang yang tidak bersalah, di Tali Pocong Perawan 2 ini, si pocong Chika hanya meneror orang-orang yang memang bersalah padanya saja. Dan yang jelas, film ini menceritakan kisahnya dengan baik, dan benar-benar memanfaatkan momentum untuk memunculkan hantu. Sehingga, walaupun tetap ada pameran tetek, tapi hal ini tidak menganggu dan tetap pada porsinya, karena tetek di sini ditampilkan sebagaimana mestinya dan ada tujuannya, karena memang cewek-cewek itu diceritakan sebagai cewek penggoda murahan nan seksi. Tidak salah toh?

Overall, good job untuk Movie Eight dan Maxima Pictures! Gue berharap banget ke depannya film horor tidak akan malu-maluin lagi dan dibuat dengan lebih sungguh-sungguh lagi! Cool!

Komentar