[REVIEW] Republik Twitter



Review
Sedih rasanya melihat film bagus macam Republik Twitter atau Dilema yang baru saja tayang kemarin harus cepat tergusur dari bioskop karena mendaptkan jumlah penonton yang sedikit. Lebih sedih lagi karena rupanya bukan hanya film yang tidak “umum” seperti kedua film ini yang tidak mendapat minat dari masyarakat, tapi juga film-film yang di tahun-tahun sebelumnya cukup mendapat banyak penonton, seperti sebut saja film-film horor yang tidak seram-seram amat itu. Mungkin masyarakat sudah tidak percaya lagi pada film Indonesia. Mungkin masyarakat sudah muak karena mayoritas film yang sering mereka dengan dan unfortunately menarik perhatian mereka biasanya adalah film-film yang buruk kualitasnya, yang membuat mereka kemudian enggan untuk masuk lagi ke bioskop dan membuang uang serta waktu untuk menonton film Indonesia yang menurut mereka jelek. Imbasnya, mereka mengeneralisasi bahwa semua film Indonesia adalah sama buruknya. Yang menjadi korban kemudian adalah para sutradara yang sungguh-sungguh dan dengan segenap hati membuat film yang layak tonton dan ternyata bagus, seperti Republik Twitter dan Dilema, tapi karyanya tidak banyak dilihat orang dan akibatnya dengan cepat menghilang dari pasar.

Oke, cukup dengan ceramah panjang lebarnya soal memberi kesempatan kepada film Indonesia untuk dilihat secara objektif oleh masyarakat, sekarang kita masuk ke pembahasan kita kali ini. Republik Twitter. Film yang tayang dari seorang sutradara asal Jogjakarta yang lebih dikenal karena karya-karya dokumenternya sewaktu di Jogja dulu. Untuk film layar lebar dan komersil, Republik Twitter adalah film pertama Kuntz Agus. Dan karya pertamanya ini secara mengejutkan cukup bagus.

Mengambil kisah dari fenomena Twitter yang marak berkembang di Indonesia, khususnya warga-warga kota besar, Kuntz Agus di kursi sutradara bersama ES Ito sebagai penulis cukup jeli untuk menampilkan printilan-printilan yang terkesan tidak penting, tapi menguatkan kealamian film secara keseluruhan. Seperti misalnya, generasi nunduk dan abege labil yang diperankan oleh sangat annoying-nya oleh Enzy Storia. Dan mereka pun memberi penonton kejutan, karena rupanya Republik Twitter bukanlah kisah tentang percintaan remaja biasa, tapi ada intrik politik di dalamnya, yang juga masih jarang diketahui banyak orang.

Para pemainnya, Abimana Aryasatya yang namanya banyak diperbincangkan orang sejak penampilan memikatnya di Catatan Harian si Boy tahun lalu, masih bermain dalam kotak karakter yang sama seperti yang ia tampilkan di filmnya sebelumnya. Begitu juga dengan Laura Basuki, yang walau pernah mendapat Piala Citra berkat aktingnya di 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta, tak berbeda jauh dengan penampilannya di film-film lainnya. Tapi walau demikian, mereka berdua tampil sesuai porsinya dan cukup memikat lewat permainan kata yang smart-witty-dan fresh.

Secara keseluruhan, Republik Twitter bukanlah film yang istimewa, tapi menunjukkan support untuk film yang dibuat dengan sungguh-sungguh dan hasilnya bagus dengan cara menontonnya tak salah toh? Supaya kita – generasi muda masa kini – tidak “dicap” sebagai generasi yang menunduk saja, tapi juga generasi yang mendukung perfilman tanah air. :)

~Akun-akun palsu itu sama aja seperti billboard-billboard di pinggir jalan!~

Komentar

  1. setuju gan,,,
    genre horror comedy yang sekarang lagi pasaran, benar benar merusak paradigma masyarakat indonesia tentang dunia per film an di Indonesia!!!

    anehnya film horor-horor itu bukannya mengedepankan kualitas cerita, akting dll..
    tapi hanya menjual adegan-adegan murahan yang memamerkan bagian-bagian tubuh pemeran wanitanya,,
    dangat dramatis!!

    setannya muncul,, yang di shoot kemudian adalah pahanya ,,, asli aneh

    semoga dunia perfilman indonesia bisa bangkit!!!

    BalasHapus
  2. Filmnya unik waktu dulu pertama kali saya tonton dengan temen di bioskop 21 malang,tapi sekarang malah penasaran lagi. Penasarannya apa ? logo yang di pake dalam film (logo LIN|MASA) kok gak ada sama sekali di google ya ? apakah anda bisa membantu saya untuk mendapatkan logo tersebut dengan resolusi terbaik? jika bisa,terimakasih sekali.
    Salam

    BalasHapus

Posting Komentar